Sejarah Usaha Peternakan di Indonesia
Usaha peternakan di Indonesia telah dikenal sejak dahulu kala. Namun pengetahuan tentang kapan dimulainya proses domestikasi dan pembudidayaan ternak dari hewan liar, masih langka.
Adanya bangsa ternak asli di seluruh Indonesia seperti sapi, kerbau, kambing, domba, babi, ayam dan itik, memberikan petunjuk bahwa penduduk pertama Indonesia telah mengenal ternak sekurang-kurangnya melalui pemanfaatannya sebagai hasil perburuan.
Disamping itu, dalam jumlah yang banyak masih terdapat ternak asli. Dengan demikian terjadilah tiga kelompok besar bangsa ternak yaitu kelompok pertama asalah bangsa ternak yang masih tergolong asli, ialah ternak yang berdarah murni dan belum bercampur darah dengan bangsa ternak luar. Kelompok kedua adalah kelompok "peranakan", yaitu bangsa ternak yang telah bercampur darah dengan bangsa ternak luar. Kelompok ketiga adalah bangsa ternak luar yang masih diperkembang-biakan di Indonesia, baik murni dari satu bangsa atau yang sudah bercampur darah antara sesama bangsa ternak "luar" tersebut. Bangsa ternak demikian dikenal dalam dunia peternakan sebagai ternak "ras" atau ternak "negeri".
Pentahapan waktu didalam mempelajari sejarah usaha peternakan di Indonesia, disesuaikan dengan perjalanan sejarah, untuk melihat perkembangan usaha peternakan dalam kurun waktu suatu tahap sejarah. Didalam kurun waktu tersebut dapat dipelajari sejauh mana pemerintah dikala itu memperhatikan perkembangan bidang peternakan atau segi pemanfaatan ternak oleh penduduk diwaktu itu.
Sejarah usaha peternakan dibagi dalam dua tahap yaitu :
1. Zaman Kerajaan- Kerajaan Tua.
Di zaman kerajaan-kerajaan tua di Indonesia, usaha peternakan belum banyak diketahui. Beberapa petunjuk tentang manfaat ternak di zaman itu serta perhatian pemerintah kerajaan terhadap bidang peternakan telah muncul dalam pelbagai tulisan prasasti atau dalam kitab-kitab Cina Kuno yang diteliti dan dikemukakan oleh para ahli sejarah. Sangat menarik apa yang dikatakan oleh para ahli sejarah tentang kegunaan ternak di zaman-kerajaan Tarumanegara, Sriwijaya, Mataram, Kediri, Sunda, Bali dan Majapahit.
Ternak dizaman kerajaan-kerajaan tua ini telah memiliki tiga peranan penting dalam masyarakat dan penduduk, yaitu sebagai perlambang status sosial, misalnya sebagai hadiah Raja kepada penduduk atau pejabat yang berjasa kepada raja. Peranan kedua adalah sebagai barang niaga atau komoiti ekonomi yang sudah diperdagangkan atau dibarter dengan kebutuhan hidup lainnya. Dan peranan ketiga adalah sebagai tenaga pembantu manusia baik untuk bidang pertanian maupun untuk bidang transportasi.
sumber : KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar